Bossypants

Tina Fey


Kamu Bukan Siapa-Siapa Sampai Seseorang Memanggilmu "Bossy" 

Ini bukan buku tentang kesuksesan yang mulus. Ini bukan kisah tentang wanita sempurna yang selalu tahu apa yang harus dilakukan. 

Ini adalah cerita tentang gadis canggung dengan bekas luka di wajah yang tumbuh menjadi wanita yang mengubah industri komedi Amerika—sambil tetap canggung, tetap tidak sempurna, dan tetap bingung tentang setengah dari apa yang sedang terjadi. 

Ini adalah kisah Tina Fey. Dan ia ingin kamu tahu satu hal: ia tidak pernah merasa seperti orang paling pintar di ruangan. Ia hanya orang yang bekerja paling keras—dan yang paling pandai berpura-pura percaya diri ketika sebenarnya ia panik di dalam. 

Sebelum ada Liz Lemon di 30 Rock. Sebelum ada impersonasi Sarah Palin yang menggemparkan. Sebelum ada "Weekend Update." Ada seorang gadis dengan mimpi—dan juga mimpi buruk berulang di mana ia dikejar guru olahraganya melalui bandara lokal. 

Tapi ia juga punya mimpi lain: suatu hari ia akan menjadi komedian di TV. 

Kedua mimpi itu menjadi kenyataan. Dan perjalanannya ke sana? Itu yang membuat cerita ini layak dibaca.

 


Bagian 1: Gadis dengan Bekas Luka 

Pennsylvania, 1975. Tina Fey berusia lima tahun. 

Suatu hari, seorang orang asing mendekatinya di gang belakang rumahnya dan menebas wajahnya dengan pisau. Tanpa alasan. Tanpa peringatan. Hanya kekerasan acak yang meninggalkan bekas luka permanen di pipinya. 

Ini bukan sesuatu yang Tina bicarakan dengan santai. Bahkan di buku ini, ia tidak menjelaskan detail atau trauma psikologisnya. Ia hanya menyebutnya, seperti fakta—ini terjadi, ini adalah bagian dari siapa ia, mari kita lanjutkan. 

Tapi bekas luka itu membentuknya dengan cara yang tidak selalu terlihat. Ia tumbuh merasa bukan anak perempuan tercantik. Bukan yang paling populer. Bukan yang akan dipilih cowok untuk dijadikan pacar. 

Ia menjadi lucu. Karena kalau kamu tidak bisa menjadi yang tercantik, setidaknya kamu bisa menjadi yang paling menghibur. 

Ibunya yang Luar Biasa 

Ibu Tina, Jeanne Fey, sudah berusia 40 tahun ketika Tina lahir. Di era tahun 1970-an, ini dianggap "tua" untuk ibu baru. 

Tapi Jeanne bukan ibu biasa. Ia adalah wanita yang, di masa mudanya, ingin menjadi aktor tetapi tidak pernah mendapat kesempatan karena ia terlalu sibuk membesarkan anak-anak dan bekerja untuk menghidupi keluarga. 

Jeanne mengajarkan Tina pelajaran yang akan membentuk hidupnya: "Jangan menunggu seseorang memberimu izin untuk melakukan sesuatu. Ambil saja." 

Ia juga mengajarkan Tina tentang feminisme dengan cara yang praktis, bukan teoretis. "Jangan biarkan siapapun memberitahumu bahwa kamu tidak bisa melakukan sesuatu karena kamu perempuan," katanya. "Itu omong kosong." 

Nerd dengan Mulut Tajam 

Di sekolah, Tina bukan anak populer. Ia tidak cantik menurut standar konvensional (setidaknya begitu ia merasa). Ia tidak atletis. Ia tidak keren. 

Ia adalah nerd. Tapi nerd dengan sense of humor yang tajam dan kemampuan untuk membuat orang tertawa—bahkan ketika lelucon itu tentang dirinya sendiri.

Ia belajar bahwa humor adalah pertahanan dan senjata sekaligus. Jika kamu bisa membuat orang tertawa, mereka tidak akan mengejekmu. Atau setidaknya, ejekan tidak akan terlalu menyakitkan. 

Di sekolah menengah, Tina menemukan teater. Bukan karena ia terobsesi dengan akting, tetapi karena di sanalah anak-anak aneh berkumpul. Di sana ia merasa diterima. 

Summer Showtime dan Pelajaran Tentang Persahabatan 

Musim panas setelah kelas 11, Tina bekerja di Summer Showtime—sebuah kelompok teater yang menjadi safe haven bagi remaja gay di komunitas yang konservatif. 

Pacarnya saat itu putus dengannya untuk gadis lain. Tina patah hati. Tapi temannya—banyak di antaranya gay dan tidak punya tempat lain di mana mereka bisa benar-benar menjadi diri mereka sendiri—menyelamatkannya. 

Mereka mengajarkan Tina tentang loyalitas, tentang penerimaan, tentang menciptakan komunitas di tempat di mana kamu aman menjadi dirimu sendiri. 

Ia juga belajar pelajaran lain: ia menyabotase gadis yang mengambil pacarnya. Ia menyesalinya sekarang. Wanita tidak seharusnya menyabotase wanita lain untuk laki-laki. Itu adalah perangkap patriarki yang membuat wanita bersaing satu sama lain alih-alih mendukung satu sama lain.

 


Bagian 2: Mencari Jalan di Dunia Dewasa 

University of Virginia. Tina kuliah dengan harapan menemukan dirinya, seperti yang dijanjikan film-film kampus. 

Spoiler: ia tidak menemukannya. 

Ia tidak pandai dalam hal cinta. Ia terus jatuh cinta pada cowok yang tidak menganggapnya sebagai prospek romantis. Cowok-cowok yang menyukai gadis pirang dengan tipe konvensional. Cowok-cowok yang melihat Tina sebagai "teman yang lucu" bukan "gadis yang menarik." 

Ia salah membaca sinyal. Ia mengira persahabatan adalah romance. Ia merasa ditolak berulang kali tanpa sepenuhnya memahami bahwa ia tidak pernah benar-benar "dalam permainan" sejak awal. 

Ini menyakitkan. Tapi ini juga memberinya materi untuk komedi bertahun-tahun kemudian.

Chicago, YMCA, dan Improvisasi 

Setelah lulus, Tina pindah ke Chicago dengan mimpi samar untuk "melakukan sesuatu" di bidang akting atau menulis. Ia tidak punya rencana konkret. Ia tidak punya koneksi. Ia tidak punya uang. 

Ia mendapat pekerjaan di meja depan YMCA—pekerjaan yang brutal dengan jam kerja panjang, gaji rendah, dan harus berurusan dengan campuran karakter eksentrik setiap hari. 

Ada tunawisma yang tidur di lobby. Ada anggota yang mengeluh tentang segalanya. Ada hierarki kekuasaan yang mengangkat pria yang tidak kompeten sementara mengabaikan wanita yang lebih cakap. 

Tina frustrasi. Kelelahan. Bingung tentang apa yang seharusnya ia lakukan dengan hidupnya.

Tapi di malam hari, setelah shift panjang di YMCA, ia mengambil kelas improvisasi.

Dan di sanalah segalanya berubah.

 


Bagian 3: The Second City—Sekolah Kehidupan 

Second City adalah institusi legendaris di Chicago—tempat di mana John Belushi, Bill Murray, Dan Aykroyd, dan banyak nama besar komedi lainnya memulai. 

Tina bergabung dengan program mereka dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa: "Ini dia. Ini yang seharusnya aku lakukan." 

Improvisasi mengajarkannya lebih dari sekadar komedi. Improvisasi mengajarkannya tentang hidup. 

Aturan Improvisasi = Aturan Hidup 

Ada empat aturan dasar improvisasi yang Tina pelajari di Second City. Dan ia menyadari bahwa aturan-aturan ini tidak hanya berlaku di panggung—itu adalah cara hidup: 

1. SETUJU (The First Rule of Improvisation is AGREE) 

Dalam improv, jika partnermu mengatakan, "Wow, hari yang indah di pantai ini," kamu tidak bisa berkata, "Ini bukan pantai, ini gurun." Kamu harus menyetujui realitas yang mereka ciptakan. 

Dalam hidup: jangan membuang waktu berdebat tentang hal-hal kecil. Setujui, lalu bangun dari sana. 

2. KATAKAN "YA, DAN..." BUKAN "YA, TAPI..." 

"Ya, dan..." berarti kamu menerima apa yang diberikan padamu dan menambahkan sesuatu. "Ya, tapi..." berarti kamu menerima sambil menolak—yang menghentikan momentum. 

Dalam hidup: ketika seseorang memberikanmu ide atau peluang, jangan langsung mencari alasan mengapa itu tidak akan berhasil. Terima dulu, lalu lihat bagaimana kamu bisa membuatnya berhasil. 

3. BUAT PERNYATAAN (Make Statements) 

Dalam improv, jangan bertanya "Siapa kamu?" Nyatakan saja: "Kau terlihat persis seperti saudara kembarku yang hilang sejak ledakan itu!" 

Dalam hidup: ambil posisi. Buat pernyataan. Jangan terus-menerus menunggu validasi atau izin dari orang lain. 

4. TIDAK ADA KESALAHAN, HANYA PELUANG 

Ketika sesuatu salah di panggung, pemain improv terbaik mengubahnya menjadi bagian dari cerita.

Dalam hidup: kamu akan membuat kesalahan. Kamu akan gagal. Tetapi itu bukan akhir—itu adalah bahan mentah untuk plot twist berikutnya. 

Seksisme di Second City 

Tina mencintai pekerjaannya di Second City touring company. Ini adalah pekerjaan paling menyenangkan yang pernah ia miliki. 

Tapi ia juga melihat seksisme yang jelas. Produser akan merekrut lebih banyak pria daripada wanita dalam cast karena: 

● Mereka takut wanita tidak bisa menghasilkan cukup banyak materi

● Mereka tidak percaya audiens ingin melihat sketch dengan lebih banyak wanita

● Mereka pikir wanita tidak bisa selucu pria 

Ini semua omong kosong, tentu saja. Tapi ini adalah omong kosong yang Tina harus hadapi sepanjang karirnya. 

Pelajaran yang ia pelajari: kamu tidak bisa menunggu sistem berubah. Kamu harus cukup bagus sehingga mereka tidak bisa mengabaikanmu.

 


Bagian 4: Saturday Night Live—Mimpi yang Menjadi Kenyataan (dan Mimpi Buruk) 

1997. Tina direkrut sebagai penulis untuk Saturday Night Live. 

Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. SNL adalah institusi komedi Amerika. Ini adalah platform terbesar di dunia untuk komedi sketch. 

Tapi ketika Tina tiba di ruang penulis SNL, ia menyadari sesuatu yang mengkhawatirkan: ia adalah satu dari sangat sedikit wanita di ruangan yang penuh dengan pria. 

Meeting penulis adalah kompetisi brutal di mana semua orang melemparkan ide, saling menginterupsi, berteriak untuk didengar. Dan wanita? Mereka sering diabaikan atau diremehkan. 

Tapi Tina belajar bertahan. Ia belajar bersuara lebih keras. Ia belajar tidak meminta maaf untuk mengambil ruang. 

Naik ke Head Writer 

Setelah beberapa tahun, Tina menjadi Head Writer SNL—wanita pertama yang memegang posisi itu dalam sejarah 25+ tahun acara tersebut. 

Ini adalah pencapaian besar. Tapi ini juga datang dengan tekanan luar biasa. 

Ia harus menulis sketsa setiap minggu. Ia harus mengelola tim penulis (kebanyakan pria, kebanyakan ego besar). Ia harus berurusan dengan host selebriti yang kadang sulit. Ia harus memastikan acara tetap lucu, relevan, dan tidak menyinggung terlalu banyak orang (tapi cukup menyinggung untuk menarik). 

Ia bekerja 80+ jam per minggu. Ia tidur sedikit. Ia hampir tidak punya kehidupan pribadi. Tapi ia mencintainya. Karena ini adalah apa yang selalu ia inginkan. 

Weekend Update dengan Jimmy Fallon 

2000. Tina tidak hanya menulis untuk SNL—ia juga mulai tampil di depan kamera sebagai co-anchor Weekend Update bersama Jimmy Fallon. 

Ini adalah terobosan. Wanita jarang menjadi anchor Weekend Update, dan ketika mereka melakukannya, mereka sering dipandang sebagai "gadis cantik yang membacakan lelucon yang ditulis pria untuk mereka." 

Tina berbeda. Ia menulis sendiri materinya. Ia punya voice yang tajam, cerdas, dan tidak meminta maaf. Ia membuat jelas: ia bukan hiasan. Ia adalah komedian sejati.

Pernikahan dan Honeymoon yang Nightmarish 

2001. Tina menikah dengan Jeff Richmond, seorang komposer yang ia temui di Second City. 

Mereka memutuskan untuk honeymoon di kapal pesiar. Kedengarannya romantis, kan? 

Ternyata ini adalah mimpi buruk. Kapal penuh dengan orang-orang yang Tina tidak bisa hindari. Makanannya mengecewakan. Aktivitasnya membosankan. Dan karena mereka di tengah laut, mereka tidak bisa "kabur." 

Tina belajar pelajaran: tidak semua yang terdengar bagus di atas kertas akan bagus dalam kenyataan. Dan tidak apa-apa untuk mengakui bahwa sesuatu yang "seharusnya" sempurna sebenarnya mengerikan.

 


Bagian 5: Sarah Palin—Momen yang Mengubah Segalanya 

2008. John McCain memilih Sarah Palin, gubernur Alaska, sebagai calon wakil presiden. Dalam hitungan jam, orang-orang mulai menunjukkan kemiripan fisik antara Palin dan Tina Fey. 

Media sosial meledak dengan meme. Semua orang bertanya: "Akankah Tina Fey bermain Palin di SNL?" 

Keraguan dan Tekanan 

Tina ragu. Ia sudah meninggalkan SNL untuk fokus pada 30 Rock, acara TV-nya sendiri. Ia tidak yakin ia ingin kembali. 

Lebih dari itu, ia khawatir bahwa apapun yang ia lakukan akan dianggap sebagai pernyataan politik pribadinya. Orang akan berasumsi bahwa sketch apapun yang ia tampilkan mewakili pandangan personalnya tentang Palin. 

Tapi Lorne Michaels, bos SNL, memanggilnya. Seth Meyers sudah menulis sketch. Amy Poehler—sahabatnya—akan bermain Hillary Clinton. 

Tina setuju untuk datang, latihan, dan lihat bagaimana rasanya. 

"I Can See Russia From My House" 

13 September 2008. Sketch pertama Palin-Clinton ditayangkan. 

Tina, sebagai Palin, berdiri bersama Amy sebagai Hillary. Mereka memberikan "pesan nonpartisan" tentang seksisme dalam kampanye—sambil menyoroti betapa berbedanya Palin dan Clinton, meskipun keduanya wanita. 

Baris yang menjadi legendaris—"I can see Russia from my house!"—sebenarnya ditulis oleh produser Mike Shoemaker, bukan Tina. Tapi itu menjadi line yang mendefinisikan impresinya. 

Sketch itu viral (sebelum "viral" menjadi istilah umum). Puluhan juta orang menontonnya. Itu menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah SNL.

Dampak Politik? 

Apakah impersonasi Tina memengaruhi pemilihan? Tina tidak berpikir begitu. "Aku tidak pikir SNL bisa benar-benar mengubah pikiran orang," katanya. "Tapi kita bisa menyoroti. Kita bisa membantu mereka mengartikulasikan sesuatu yang sudah mereka rasakan." 

Yang jelas: Tina Fey sebagai Sarah Palin mengkristalisasi gambar Palin di pikiran publik. Setiap kali orang berpikir tentang Palin, mereka juga melihat Tina. 

Itu adalah kekuatan—dan tanggung jawab—yang tidak pernah Tina antisipasi.

 

 


Bagian 6: 30 Rock—Menciptakan Sesuatu yang Milikmu Sendiri 

Setelah delapan tahun di SNL, Lorne Michaels mendorong Tina untuk mengembangkan idenya sendiri untuk sitkom. 

Tina menciptakan 30 Rock—acara tentang penulis kepala di acara komedi sketch (hmm, kedengarannya familiar?) dan bosnya yang konservatif yang diperankan oleh Alec Baldwin. 

Perjuangan untuk Greenlight 

Proses untuk mendapatkan acara di-pick up oleh NBC adalah panjang dan menyiksa. Pitching. Pilot. Testing. Revisi. Lebih banyak testing. 

Tina belajar bahwa menciptakan sesuatu dari nol jauh lebih sulit daripada bekerja dalam struktur yang sudah ada seperti SNL. 

Tapi akhirnya, NBC memberikan lampu hijau untuk 30 Rock. 

Menjadi Showrunner Sambil Jadi Ibu 

30 Rock tayang perdana pada 2006. Pada saat yang sama, Tina baru saja melahirkan anak pertamanya, Alice. 

Jadi sekarang ia adalah: 

● Showrunner (orang yang bertanggung jawab atas semua aspek acara)

● Penulis kepala 

● Bintang utama 

● Ibu baru 

Jam kerjanya gila. Ia bangun pukul 5 pagi untuk menyusui. Pergi ke set pukul 7. Bekerja sampai malam. Pulang, menyusui lagi. Tidur beberapa jam. Ulangi. 

"Aku tidak melakukan semuanya dengan baik," Tina jujur mengakui. "Aku melakukan semuanya cukup baik untuk bertahan hidup."

Standar Ganda untuk Ibu Bekerja 

Tina menulis dengan lucu dan pahit tentang standar ganda yang dihadapi ibu bekerja: 

Jika kamu fokus pada karir, kamu "ibu yang buruk" yang "mementingkan karir di atas anak-anakmu." 

Jika kamu fokus pada anak, kamu "tidak serius tentang karirmu" dan "membuang bakatmu." 

Jika kamu mencoba menyeimbangkan keduanya, kamu "mencoba melakukan terlalu banyak" dan "tidak melakukan apapun dengan baik." 

Tidak ada cara untuk menang. Jadi Tina memutuskan untuk berhenti mencoba menang di mata orang lain dan hanya melakukan apa yang menurutnya tepat untuk keluarganya.

 


Bagian 7: Pelajaran Tentang Menjadi Wanita di Industri Komedi 

Sepanjang buku, Tina berbagi observasi tajam tentang seperti apa menjadi wanita di dunia yang didominasi pria: 

1. Standar Kecantikan yang Mustahil 

Tina menulis tentang perjuangannya—dan setiap wanita—dengan standar kecantikan yang tidak mungkin dicapai. 

Kamu harus cantik, tapi tidak terlalu cantik (atau kamu "hanya wajah"). Kamu harus kurus, tapi tidak terlalu kurus (atau kamu "sakit"). Kamu harus terlihat muda, tapi tidak "mencoba terlalu keras." Kamu harus percaya diri, tapi tidak "arogan." 

Itu semua omong kosong, tentu saja. Tapi itu omong kosong yang berdampak nyata pada karir dan kesehatan mental wanita. 

2. Komentar Internet yang Kejam 

Ketika Tina mulai tampil di TV, ia terkejut dengan kejamnya komentar online tentang penampilannya. 

"Tina Fey jelek." "Tina Fey bentuknya seperti pir." "Tina Fey overrated." 

Ini menyakitkan. Tapi Tina belajar: jangan membaca komentar. Tidak pernah ada yang baik dari membaca komentar. 

3. Menjadi "Bossy" sebagai Pujian 

Kata "bossy" hampir selalu digunakan untuk mendeskripsikan wanita secara negatif. Ketika wanita assertive dan mengambil kepemimpinan, mereka dipanggil "bossy" atau "bitchy." 

Ketika pria melakukan hal yang sama? Mereka "confident leaders." 

Tina merebut kembali kata itu: "Kamu bukan siapa-siapa sampai seseorang memanggilmu bossy." 

Jika menjadi bossy berarti memiliki visi dan membuat keputusan dan tidak meminta maaf untuk mengambil ruang—maka ya, ia bossy. Dan bangga karenanya.

4. Wanita Tidak Harus Bersaing Satu Sama Lain 

Salah satu tema terpenting dalam buku: wanita harus mendukung wanita lain, bukan bersaing. 

Industri mencoba membuat wanita berpikir hanya ada "satu slot untuk wanita lucu" atau "satu slot untuk aktris wanita di atas 40." 

Itu tidak benar. Dan semakin banyak wanita yang mendukung satu sama lain, semakin banyak slot yang akan ada.

 


Bagian 8: Nasihat untuk Generasi Berikutnya

Di akhir buku, Tina berbagi wisdom yang ia pelajari: 

Untuk Wanita Muda yang Ingin Masuk Komedi: 

Jadilah sangat bagus sehingga mereka tidak bisa mengabaikanmu. Jangan menunggu izin. Jangan menunggu seseorang "menemukan" mu. Buat karya. Posting online. Pertunjukkan. Tulis. Lakukan. 

Jangan minta maaf untuk mengambil ruang. Suaramu berharga. Ideamu berharga. Kamu tidak perlu "lebih sopan" atau "lebih manis" untuk layak didengar. 

Dukung wanita lain. Ketika kamu naik, tarik wanita lain bersamamu. Jangan berpikir ada kompetisi. Ada cukup ruang untuk semua orang. 

Untuk Siapa Saja yang Mencoba Menggabungkan Karir dan Keluarga: 

Kamu tidak bisa "memiliki semuanya" pada saat yang sama. Dan itu OK. Prioritas berubah. Fase hidup berubah. Yang penting adalah kamu melakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan dengan sumber daya yang kamu miliki sekarang. 

Jangan dengarkan orang yang menghakimimu. Mereka tidak hidup hidupmu. Mereka tidak tahu situasimu. Lakukan apa yang berhasil untukmu dan keluargamu. 

Minta bantuan. Kamu tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Dan tidak ada medali untuk "melakukan semuanya tanpa bantuan." 

Untuk Semua Orang: 

Hidup terlalu pendek untuk tidak melakukan hal yang kamu cintai. Tina menghabiskan bertahun-tahun bekerja di pekerjaan yang ia benci sebelum menemukan jalannya ke komedi. Begitu ia menemukannya, semuanya make sense. 

Humor adalah superpowermu. Kemampuan untuk tertawa pada dirimu sendiri, untuk melihat sisi lucu dari situasi buruk, untuk membuat orang lain tertawa—itu adalah skill yang akan membawamu melewati apapun. 

Ambil risiko. Hal terburuk yang bisa terjadi biasanya tidak separah yang kamu bayangkan. Dan bahkan jika itu terjadi, kamu akan bertahan hidup dan memiliki cerita bagus untuk diceritakan.

 


Penutup: Memoar Sebagai Manifesto 

"Bossypants" bukan hanya memoar lucu (meskipun itu sangat lucu). Ini adalah manifesto terselubung tentang bagaimana navigasi dunia sebagai wanita ambisius yang tidak sempurna. 

Tina tidak berpura-pura memiliki semua jawaban. Ia tidak berpura-pura menjadi model sempurna untuk apa pun. 

Yang ia lakukan adalah memberitahu kebenaran—tentang kesulitannya, tentang kegagalannya, tentang momennya merasa seperti penipu yang akan ketahuan setiap saat. 

Dan dalam kejujuran itu, ada kelegaan. Karena jika Tina Fey—pemenang Emmy, pencipta 30 Rock, orang yang mengubah lanskap komedi Amerika—masih merasa seperti gadis canggung yang berpura-pura tahu apa yang ia lakukan... 

Maka mungkin kita semua hanya berpura-pura. Dan mungkin itu OK. 

Pelajaran terbesar dari Tina Fey: 

Kamu tidak perlu sempurna untuk berhasil. Kamu tidak perlu punya semuanya untuk mulai. Kamu tidak perlu tunggu hingga kamu "siap" karena tidak ada yang benar-benar siap. 

Yang kamu butuhkan adalah: 

● Kesediaan untuk mencoba 

● Kemampuan untuk tertawa pada kegagalanmu 

● Keberanian untuk ambil ruang 

● Determinasi untuk terus maju bahkan ketika kamu takut 

Dan yang paling penting: jangan pernah minta maaf karena menjadi bossy. 

Karena seperti yang Tina katakan: "Kamu bukan siapa-siapa sampai seseorang memanggilmu bossy." 

Dan ketika mereka melakukannya? Senyum dan terima itu sebagai pujian.

 


Tentang Buku Asli 

Bossypants diterbitkan pada tahun 2011 oleh Little, Brown and Company. Buku ini langsung menjadi bestseller New York Times dan bertahan di sana selama lima minggu. 

Hingga November 2014, buku ini telah menjual lebih dari 2,5 juta kopi. Audiobook yang dinarasikan oleh Tina sendiri juga sangat populer, dengan lebih dari 150,000 kopi terjual di Audible. 

Buku ini adalah koleksi esai autobiografi yang ditulis dengan humor tajam Tina dan wawasan mendalam tentang industri hiburan, feminisme, dan kehidupan modern. 

Kritikus memuji buku ini sebagai "perpaduan tajam antara humor, introspeksi, dan pemikiran kritis" dan "masterpiece" dari salah satu komedian terbaik generasinya. 

Untuk pengalaman penuh dari humor dan kebijaksanaan Tina Fey, sangat disarankan membaca atau mendengarkan buku aslinya. Voice-nya yang unik, timing komedinya, dan observasi tajamnya membuat setiap halaman entertaining dan enlightening. 

Ringkasan ini disusun untuk menangkap esensi dari perjalanan dan pelajaran Tina, tetapi tidak ada yang bisa menggantikan kegembiraan membaca kata-katanya sendiri.